Mobilitas sosial lateral permanen merupakan sebuah gerakan sosial yang menekankan pada perpindahan orang-orang dari satu status sosial ke status sosial yang lain. Di Indonesia, mobilitas sosial lateral permanen telah menjadi bagian dari budaya masyarakat. Hal ini terlihat dari banyak orang yang memilih untuk pindah dari satu komunitas ke komunitas lainnya, atau dari satu profesi ke profesi lainnya. Gerakan ini juga telah memengaruhi cara masyarakat berinteraksi di dalam masyarakat.
Tren Mobilitas Sosial Lateral Permanen di Indonesia
Menurut Survei Kesejahteraan Sosial (SKS) tahun 2018, tren mobilitas sosial lateral permanen di Indonesia cukup tinggi. Penelitian ini menunjukkan bahwa sekitar 68,7% orang di Indonesia telah mengalami mobilitas sosial lateral permanen, baik secara aktif maupun pasif. Sebagian besar individu yang melakukan mobilitas sosial lateral ini berasal dari kalangan menengah ke bawah. Di sisi lain, sebagian kecil individu yang berasal dari kalangan menengah ke atas juga mengalami mobilitas sosial lateral permanen.
Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas Sosial Lateral Permanen di Indonesia
Beberapa faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial lateral di Indonesia antara lain: pertama, ketersediaan peluang kerja. Di Indonesia, banyak orang yang memilih untuk pindah ke wilayah lain untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Kedua, kondisi sosial dan ekonomi. Di Indonesia, masih banyak masyarakat yang hidup dalam kondisi miskin. Mereka memilih untuk pindah ke wilayah lain untuk mencari kesempatan yang lebih baik. Ketiga, tingkat pendidikan. Di Indonesia, pendidikan masih cukup rendah, sehingga banyak orang yang memilih untuk pindah ke wilayah lain untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik.
Konsekuensi Mobilitas Sosial Lateral Permanen di Indonesia
Mobilitas sosial lateral permanen di Indonesia telah menimbulkan beberapa konsekuensi, baik positif maupun negatif. Pada saat yang sama, mobilitas sosial lateral juga telah memengaruhi cara masyarakat berinteraksi di dalam masyarakat. Dari sisi positif, mobilitas sosial lateral telah memberikan kesempatan bagi orang untuk mengembangkan diri mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Di sisi lain, mobilitas sosial lateral juga telah menimbulkan beberapa masalah, seperti penurunan nilai-nilai budaya dan etnik di antara masyarakat.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa mobilitas sosial lateral permanen di Indonesia telah menjadi bagian dari budaya masyarakat. Tren mobilitas sosial lateral di Indonesia cukup tinggi menurut Survei Kesejahteraan Sosial (SKS) tahun 2018. Beberapa faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial lateral permanen di Indonesia antara lain: ketersediaan peluang kerja, kondisi ekonomi dan sosial, serta tingkat pendidikan. Mobilitas sosial lateral di Indonesia telah menimbulkan beberapa konsekuensi, baik positif maupun negatif.