Laskar Pelangi adalah sebuah novel yang sangat populer di Indonesia dan yang ditulis oleh Andrea Hirata. Novel ini menceritakan kisah 10 anak yatim piatu dari sebuah desa di Belitong yang mempunyai kemampuan akademik yang luar biasa. Novel ini menggambarkan bagaimana proses mereka memperjuangkan cita-cita mereka melalui pendidikan meskipun mereka berada di keterbatasan dari sisi kemampuan finansial.
Novel ini memiliki unsur ekstrinsik yang sangat kuat, membuat novel ini semakin populer. Unsur-unsur ini meliputi latar belakang sosial dan politik, tema pendidikan, motivasi, dan kebebasan.
Latar Belakang Sosial dan Politik
Novel ini menceritakan kisah tentang keterbatasan hak-hak sosial dan politik yang dialami oleh masyarakat Belitong secara keseluruhan. Mereka tidak diberi hak untuk mengakses pendidikan yang adil dan layak. Mereka juga tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri dan berpartisipasi dalam kehidupan politik.
Tema Pendidikan
Novel ini menggambarkan bagaimana pendidikan dapat membantu seseorang untuk mencapai tujuannya. Novel ini juga menekankan pentingnya pendidikan untuk mencapai keberhasilan di masa depan. Novel ini menunjukkan bahwa pendidikan adalah satu-satunya cara untuk membuka pintu masa depan yang lebih baik bagi anak-anak Belitong.
Motivasi
Novel ini juga menunjukkan bagaimana motivasi dan semangat dapat menolong seseorang untuk mencapai tujuannya. Anak-anak Belitong tidak memiliki kemampuan finansial untuk melanjutkan pendidikan mereka, namun mereka tetap berjuang untuk mendapatkan pendidikan yang adil. Mereka juga memiliki motivasi untuk mengubah kondisi sosial dan politik di Belitong.
Kebebasan
Novel ini juga menceritakan bagaimana anak-anak Belitong mencapai kebebasan melalui pendidikan. Mereka tidak lagi terikat oleh keterbatasan sosial dan politik di Belitong. Mereka juga mampu mengekspresikan pikiran mereka tanpa takut akan diskriminasi.
Unsur ekstrinsik yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi adalah latar belakang sosial dan politik, tema pendidikan, motivasi, dan kebebasan. Unsur-unsur ini menyebabkan novel ini menjadi sangat populer di Indonesia. Unsur-unsur tersebut juga menunjukkan bagaimana pendidikan dapat membantu seseorang untuk memperjuangkan cita-citanya dan mencapai kebebasan.
